Laman

Senin, 31 Januari 2011

Manfaat Puasa Senin - Kamis

Puasa Senin Kamis adalah  puasa yang sering diamalkan Nabi Muhammad SAW dan tentu menjadi tradisi bagi umatnya. Namun, tidak semua orang tahu.  Meskipun tahu, tapi tidak semua menyadari manfaat-manfaat yang ada di pada puasa Senin Kamis.
Diakui atau tidak, realitas membuktikan bahwa puasa Senin-Kamis telah sukses "mengubah" kondisi-kondisi manusia dari ketidakbaikan kepada kebaikan yang diharapkan. Puasa Senin-Kamis telah mengubah kepribadian yang "kumuh" menjadi kepribadian yang "cantik dan menawan."
Puasa Senin Kamis yang dilakukan dari hati yang penuh dengan keikhlasan, manfaat puasa Senin Kamis sebagai penawar hati yang "keruh".
Sedangkan, berdasarkan  pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
Selain itu, puasa dapat membuat awet muda atau menunda proses ketuaan. Supaya kondisi fisik selalu sehat dan bugar, organ-organ tubuh harus mendapatkan kesempatan untuk istirahat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berpuasa. 

( materi diambil dari berbagai sumber via Internet ) 
Semoga bermanfaat yaa ..!! dan dapat terus memcoba Puasa Senin-Kamis .. :)

Minggu, 30 Januari 2011

Pacaran dalam Islam

Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang menciptakan kita dengan sempurna dilengkapi dengan akal dan perasaan, yang dengan keduanya kita dapat merasakan kebahagiaan. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, sang tauladan yang mencontohkan kita bagaimana cara berkasih sayang.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan mengenai “Pacaran Dalam Islam”
Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.

Selama ini tampaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya pacaran adalah suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah. Lalu bagaimana sebenarnya pacaran dalam ajaran Islam?.

Ajaran Islam jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at terhadap larangan melihat dan bergaul bukan muhrim atau bukan pasangan sahnya.

Sebagaimana yang tercantum dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisan iman dalam hati."

Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany).

Pacaran (khususnya seperti yang biasa terjadi pada remaja saat ini) memang tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi bukan berarti kita tidak boleh saling mencintai. Karena dalam Islam mencintai tidak dilarang dan merupakan fitrah dari manusia

Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 14, yang artinya : dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Dan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atau memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya.

Ayat dan Hadits tersebut menjelaskan bahwa kita boleh mencintai karena Allah SWT, yang berarti dalam mencintai, kita harus memperhatikan dan mengikuti aturan Allah, seperti tidak boleh berduaan, berpegang tangan atau saling menyentuh, memandang secara berlebihan bahkan kita diharuskan untuk menahan pandangan (ghadul bashar). Lebih dari itu, kita juga dilarang untuk mendekati zina, sebagaimana dalam surah Al-Isra’ ayat 32 :

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."

Karenanya kita harus menjaga mata, hati, dan seluruh anggota tubuh kita dari mendekati zina,  seperti hadits berikut : Zinanya mata adalah melihat [sesuatu], zinanya lisan adalah mengucapkan [sesuatu], zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [sesuatu], sedangkan alat kelamin membenarkan atau mendustakan itu [semua]. … (HR Bukhari & Muslim) Maksud hadits ini ialah, jangan kita menggunakan anggota tubuh kita dengan nafsu syahwat.

Sedangkan dalam pacaran, ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si wanita, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !

Selain itu seringkali sewaktu pacaran banyak aktivitas lain yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampai-sampai sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat dengan zina. Jadi kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, dan tidak ada legitimasinya dalam Islam.

Daripada pacaran, lebih baik kita isi waktu kita dengan kegiatan yang lebih bermanfaaat, memperdalam ilmu khususnya Agama, menghafal Qur’an, melakukan penelitian, membuat film dan lain-lain.

Demikianlah kurang lebih yang bisa saya sampaikan semoga kita dapat mengamalkannya dan Allah SWT memberi petunjuk serta memudahkan langkah kita. (Tugas Pidato, materi diambil dari berbagai sumber via internet)